Jumat, 25 November 2011

PENJARA PIKIRAN


penjara pikiran
Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…
Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita

Files under Cerita Motivasi 

PRIBADI TO DO, TO HAVE, ATAU TO BE ?



Pribadi To Do, To Have, atau To Be?“Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai. Oleh karenanya, kita membagikan cinta bagi orang lain.” (Victor Hugo)
Tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Ia terus maju. Umur terus bertambah. Manusia pun mengalami babak-babak dalam hidupnya. Saat masuk fase dewasa, orang memasuki tiga tahapan kehidupan.
Ada masa di mana orang terfokus untuk melakukan sesuatu (to do). Ada saat memfokuskan diri untuk mengumpulkan (to have). Ada yang giat mencari makna hidup (to be). Celakanya, tidak semua orang mampu melewati tiga tahapan proses itu.
Fase pertama, fase to do. Pada fase ini, orang masih produktif. Orang bekerja giat dengan seribu satu alasan. Tapi, banyak orang kecanduan kerja, membanting tulang, sampai mengorbankan banyak hal, tetap tidak menghasilkan buah yang lebih baik. Ini sangat menyedihkan. Orang dibekap oleh kesibukan, tapi tidak ada kemajuan. Hal itu tergambar dalam cerita singkat ini. Ada orang melihat sebuah sampan di tepi danau. Segera ia meloncat dan mulailah mendayung. Ia terus mendayung dengan semangat. Sampan memang bergerak. Tapi, tidak juga menjauh dari bibir danau. Orang itu sadar, sampan itu masih terikat dengan tali di sebuah tiang.
Nah, kebanyakan dari kita, merasa sudah bekerja banyak. Tapi, ternyata tidak produktif. Seorang kolega memutuskan keluar dari perusahaan. Ia mau membangun bisnis sendiri. Dengan gembira, ia mempromosikan bisnisnya. Kartu nama dan brosur disebar. Ia bertingkah sebagai orang sibuk.
Tapi, dua tahun berlalu, tapi bisnisnya belum menghasilkan apa-apa. Tentu, kondisi ini sangat memprihatinkan. Jay Abraham, pakar motivasi bidang keuangan dan marketing pernah berujar, “Banyak orang mengatakan berbisnis. Tapi, tidak ada hasil apa pun. Itu bukanlah bisnis.” Marilah kita menengok hidup kita sendiri. Apakah kita hanya sibuk dan bekerja giat, tapi tanpa sadar kita tidak menghasilkan apa-apa?
Fase kedua, fase to have. Pada fase ini, orang mulai menghasilkan. Tapi, ada bahaya, orang akan terjebak dalam kesibukan mengumpulkan harta benda saja. Orang terobesesi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Meski hartanya segunung, tapi dia tidak mampu menikmati kehidupan. Matanya telah tertutup materi dan lupa memandangi berbagai keindahan dan kejutan dalam hidup. Lebih-lebih, memberikan secuil arti bagi hidup yang sudah dijalani. Banyak orang masuk dalam fase ini.
Dunia senantiasa mengundang kita untuk memiliki banyak hal. Sentra-sentra perbelanjaan yang mengepung dari berbagai arah telah memaksa kita untuk mengkonsumsi banyak barang.
Bahkan, dunia menawarkan persepsi baru. Orang yang sukses adalah orang yang mempunyai banyak hal. Tapi, persepsi keliru ini sering membuat orang mengorbankan banyak hal. Entah itu perkawinan, keluarga, kesehatan, maupun spiritual.
Secara psikologis, fase itu tidaklah buruk. Harga diri dan rasa kepuasan diri bisa dibangun dengan prestasi-prestasi yang dimiliki. Namun, persoalan terletak pada kelekatannya. Orang tidak lagi menjadi pribadi yang merdeka.
Seorang sahabat yang menjadi direktur produksi membeberkan kejujuran di balik kesuksesannya. Ia meratapi relasi dengan kedua anaknya yang memburuk. “Andai saja meja kerja saya ini mampu bercerita tentang betapa banyak air mata yang menetes di sini, mungkin meja ini bisa bercerita tentang kesepian batin saya…,” katanya.
Fase itu menjadi pembuktian jati diri kita. Kita perlu melewatinya. Tapi, ini seperti minum air laut. Semakin banyak minum, semakin kita haus. Akhirnya, kita terobsesi untuk minum lebih banyak lagi.
Fase ketiga, fase to be. Pada fase ini, orang tidak hanya bekerja dan mengumpulkan, tapi juga memaknai. Orang terus mengasah kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang semakin baik. Seorang dokter berkisah. Ia terobesesi menjadi kaya karena masa kecilnya cukup miskin. Saat umur menyusuri senja, ia sudah memiliki semuanya. Ia ingin mesyukuri dan memaknai semua itu dengan membuka banyak klinik dan posyandu di desa-desa miskin.
Memaknai hidup
Ia memaknai hidupnya dengan menjadi makna bagi orang lain. Ada juga seorang pebisnis besar dengan latar belakang pertanian hijrah ke desa untuk memberdayakan para petani. Keduanya mengaku sangat menikmati pilihannya itu.
Fase ini merupakan fase kita menjadi pribadi yang lebih bermakna. Kita menjadi pribadi yang berharga bukan karena harta yang kita miliki, melainkan apa yang bisa kita berikan bagi orang lain.
Hidup kita seperti roti. Roti akan berharga jika bisa kita bagikan bagi banyak orang yang membutuhkan. John Maxwell dalam buku Success to Significant mengatakan “Pertanyaan terpenting yang harus diajukan bukanlah apa yang kuperoleh. Tapi, menjadi apakah aku ini?”
Nah, Mahatma Gandhi menjadi contoh konkret pribadi macam ini. Sebenarnya, ia menjadi seorang pengacara sukses. Tapi, ia memilih memperjuangkan seturut nuraninya. Ia menjadi pejuang kemanusiaan bagi kaum papa India.
Nah, di fase manakah hidup kita sekarang? Marilah kita terobsesi bukan dengan bekerja atau memiliki, tetapi menjadi pribadi yang lebih matang, lebih bermakna dan berkontribusi!
Files under Cerita Motivasi 

9 RENUNGAN MOTIVASI


Berikut ini  artikel untuk merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri (Self Reframing) :
1.TAKLUKKAN DIRI SENDIRI
“Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat.
Dia yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia super.” (Lao Tze)
Perenungan Diri:
1. Malam hari sambil berbaring tidur, ambil waktu 1 – 2 menit.
2. Lakukan refleksi kegiatan hari ini secara cepat saja.
3. Tanyakan ke dalam diri sendiri: “Apakah masih ada emosi negatif yang tersimpan dalam diriku saat ini ?”
4. Lalu, tarik nafas yang dalam dan tahan nafas selama yang bisa Anda lakukan.
5. Bayangkan kejadian yang menimbulkan emosi negatif tersebut.
6. Buang dan lepaskan dengan menghembuskan nafas sepanjang mungkin.
7. Lanjutkan dengan bernafas perlahan saja, dan makin perlahan, sampai seluruh badan terasa rileks bak tanpa otot.
8. Diam sejenak dan ambil keputusan untuk berubah, misalnya: “Besok mau senyum aja aaah…” dan tidurlah dengan senyum… zzz…zzz…
Karena jika dengan ikhlas kita mulai bisa menaklukkan diri sendiri, maka kekalahan bukan lagi kekalahan, bukan?
2. BELAJAR DARI KEKALAHAN
“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,
sesungguhnya Anda tidak kalah” ( Zig Ziglar )
Saat Anda “merasa” kalah, lakukan berikut:
- Duduk diam dan tarik nafas panjang
- Cari penyebab kekalahan tersebut (cepat saja)
- Ambil pelajaran dari kekalahan itu
- Pejamkan mata: Tersenyumlah dan bersyukur
- Hembuskan nafas secepat mungkin
- Bangkit dan lompatlah setinggi mungkin
“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,
sesungguhnya Anda tidak kalah”
Pasti ada hikmah dari setiap kejadian, walau diberi nama “kalah”.
3. PELAUT TANGGUH …
(Bayangkan WS Rendra, ucapkan syukur dan hormat sebagai rasa kagum pada dia, masuk ke dalam diri dia dan bacakan lirik di bawah ini, bak WS Rendra)
Hidup adalah rangkaian masalah.
Jika kita melihatnya sebagai masalah.
Hidup adalah rangkaian tantangan.
Jika kita melihatnya sebagai peluang.
Tantangan penting untuk otot pikiran.
Tantangan membuat kita bertumbuh.
Tantangan membuat kita kreatif.
(baca berikut ini sambil hembuskan nafas)
Bersyukurlah jika kita mempunyai tantangan.
Karena artinya kita memiliki peluang.
(tahan nafas di perut dan baca dengan keyakinan kuat)
Ya, sebuah peluang untuk Menang.
Pepatah kuno mengatakan:
“Lautan yang tenang,
tidak menghasilkan pelaut yang tangguh”
Atasilah masalah dengan:
Tetaplah tersenyum.
Tetaplah bergandengan tangan.
Kita hanyalah berbeda, itu saja.
4. GIAT BEKERJA KUNCI SUKSES
“Tidak Ada Jalan yg Mulus utk Sukses,
Giat Bekerja Adalah Kuncinya” (George G Williams )
Perenungan Diri:
Hasil penelitian mengatakan bahwa Ketekunan, Keuletan, Kegigihan akan membuat
otot di seluruh tubuh kuat, baik otot badan, otot tangan, otot kaki, bahkan
“otot” di otak kita. Yang paling penting adalah membuat kuat Otot Pikiran kita.
“Anda tidak mungkin memahami Work Smart,
sebelum Anda memiliki mental Work Hard” (Krishnamurti)
Situasi Indonesia boleh tidak menentu,
tetapi nasib kita haruslah kita yang menentukan.
Kita cukup bergiat pada hal yang bisa kita kendalikan.
5. SIAPA YANG KAYA?
“Siapa yang kaya?
Dia yang bersukacita dengan apa yang dimilikinya.” (Benjamin Franklin)
Perenungan Diri:
Bersukacita dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, justru akan membuat
kita semakin bertambah makmur dan sejahtera. Hukum alam semesta mengenai
sukses ini sebenarnya sederhana sekali. Kita hanya perlu keyakinan diri
saja bahwa hal ini benar.
6. CHOOSE TO BE HAPPY …
We always have a choice
We can choose to be happy
or we can choose to be grumpy
But It’s always better, smarter and wiser
to choose to be happy… (Melody Ross)
Perenungan diri: (baca dalam hati dengan tempo lambat)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat lagi)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?”
7. SETIA PADA HAL KECIL
Bukan tindakan besar dan hebat,
yang menentukan hidup kita,
melainkan kesetiaan dalam menekuni
pekerjaan-pekerjaan kecil dan tidak berarti …. (bunda Teresa)
Perenungan Diri:
Bacalah pesan di atas berulang-ulang sampai meresap.
Bisa dengan cara pelan, sangat pelan, bahkan sangat, sangat pelan.
Boleh juga baca dalam hati dengan perasaan mantap.
Atau, diulang-ulang dalam hati untuk bagian tertentu.
“kesetiaan menekuni pekerjaan-pekerjaan kecil”
“kesetiaan menekuni pekerjaan yang tidak berarti”
Ya, memang mudah untuk dibaca, namun perlu kebesaran hati untuk mencerna.
Dan, tekad besar untuk menelannya.
Agar jadi bagian indah dalam gelora darah kita.
Karena sang musuh adalah di ego diri.
Tapi, mungkin!
8. IMPIAN PERLU UJIAN
(Baca gaya retorik Bung Karno)
kala impian membuat kita berbeda
kala cara pikir kita ditertawakan
kala senyuman kita disiniskan
kala warna semangat mulai meluntur
kala impian membuat hati bias
justru teruslah maju dan berpegang
teruslah berpegang pada impian kita
bangunlah keyakinan demi keyakinan
bukankah layang-layang terbang tinggi
karena melawan arah angin
(tarik nafas dalam dan tahan, lalu lanjutkan baca dengan keyakinan)
impian kita hanya perlu diuji
diuji untuk membangun keyakinan
(baca berikut ini sambil hembuskan nafas panjang)
keyakinan untuk mencapainya
9. TUM SPIRO, SPERO
“Tum Spiro, Spero” artinya:
“Selama Kita Bernafas, Kita Berusaha”
Buanglah kata menyerah dalam hidup ini.
Hidup ini sangat berarti, berkaryalah.
Karena kita adalah manusia, makhluk luar biasa.
Teruslah berjuang sampai nafas yang terakhir.
Sediakan waktu untuk sendiri. Untuk Diam. Untuk Meditasi. Untuk Merenung. Untuk ssst… diaaam, agar hikmah terdengar bunyinya.
Hening membuat bening…
Bening membuat jelas…

Files under Cerita MotivasiTips

Tujuh Langkah Kesabaran

         Alkisah, di sebuah rumah gubuk terpencil di sebuah pegunungan yang indah, tinggallah seorang kakek tua yang terkenal karena kebijaksanaannya. Banyak orang dari berbagai tempat datang kepadanya untuk meminta nasihat si kakek tua itu. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampai di hadapan si kakek tua, pria itu memohon nasihat tentang bagaimana cara mengendalikan emosi atau amarah yang cepat terbakar dan tidak terkendali.


         Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, "Anak muda, setiap kali engkau tersinggung, marah atau terpancing emosi, ingatlah tujuh langkah kesabaran. Yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju lagi tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan untuk bertindak."

         Merasa mendapatkan nasihat bijak, dengan gembira pria itu pulang kembali ke desanya. Ia yakin sekali masalah emosi sulit terkendali yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Tiga hari perjalanan kembali pulang harus dia tempuh. Hari telah larut ketika ia sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Didalam benaknya terbayang makan malam dan air hangat untuk mandi yang biasa disediakan oleh istrinya. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain.

         Demi melihat pemandangan seperti itu, penyakit lamanya langsung kambuh; emosi membutakan akal sehatnya, "Kurang ajar! Baru ditinggal sebentar saja sudah berani memasukkan orang lain ke kamar...!" Dengan kemarahan yang meluap, pria itu mencabut belati bermaksud menghabisi mereka berdua. Tetapi, spontan dia teringat dengan nasihat si kakek tua yang bijak dan langsung mempraktekkannya; sambil mengangkat tangan menghunus belati dan hembusan napas kemarahan, hentakan kaki dan suara hitungan pun segera terdengar. Kegaduhan itu akhirnya membangunkan sang istri.

         Ketika istrinya bangun dan menyingkap selimut, betapa kaget sekaligus leganya pria itu karena ternyata yang menemani istrinya tidur adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Entah apa yang akan terjadi seandainya dia menuruti emosinya belaka, tidak menuruti nasihat si kakek bijak, mungkin dia telah membunuh orang-orang yang paling dicintainya, dan hidupnya akan dirundung penyesalan seumur hidup.


         Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang pantas dan harus kita miliki! Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan bisa pula diartikan sebagai suatu keuletan, ketekunan, atau mental tahan banting.

        Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita butuh kesabaran. Lebih-lebih saat kita sendiri tersinggung, marah, dan emosi, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan irasional yang merugikan.

         Kesabaran merupakan ilmu hidup yang harus kita miliki jika kita ingin meraih sukses sejati. Tanpa kesabaran, kita akan mudah terjebak dalam komunikasi negatif dan sulit menjalin hubungan sosial yang konstruktif. Tanpa kesabaran kita cenderung mudah melakukan tindakan-tindakan tak terkendali yang mengundang penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, melatih kesabaran berarti memperkecil kemungkinan penyesalan.


Jadi, saat emosi menguasai kita, ingatlah "tujuh langkah kesabaran"!



Penulis : Andrie Wongso

Selamat Hari Guru Nasional


        Pada tanggal 25 November 1945, atau 100 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, para guru di Indonesia sepakat bersatu dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Peristiwa luar biasa ini terjadi dalam Kongres Guru Indonesia, tanggal 24-25 November 1945, di Surakarta.

        Guru-guru yang hadir di sana, mencakup guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan RI yang baru dibentuk. Mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan, dengan tiga tujuan: 1) Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia; 2) Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan; 3) Membela hak dan nasib buruh umumnya, dan guru pada khususnya.

        Dalam perkembangannya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia mengabdi sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan-yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis. Oleh karena itu, sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional, yang kini diperingati setiap tahun.

Hari Guru 2011


        Puncak peringatan Hari Guru Nasional 2011 akan digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, pada 30 November mendatang. Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini mengambil tema "Meningkatkan Peran Strategis Guru untuk Membangun Karakter Bangsa-Peningkatan Kinerja Guru untuk Pendidikan Bermutu".

        Acara akan dihadiri Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamad Nuh, para ketua lembaga tinggi negara, dan para Menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu II, serta sekitar 4500 orang guru.

        Mohamad Nuh sendiri, dalam upacara Hari Guru Nasional di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (25/11) ini, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi, komitmen, dan segala ikhtiar yang telah dilakukan oleh para guru, tenaga pendidik dan kependidikan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

        Menurutnya tugas guru sangat mulia karena menyiapkan generasi penerus demi masa depannya yang lebih baik, lebih berbudaya, dan sekaligus membangun peradaban.
Andrie Wongso


        Motivator kita Bpk. Andrie Wongso pun sangat peduli pada peran dan keberadaan guru, khususnya dalam hal pembentukan kualitas sumber daya manusia. Pada 29 November mendatang, dalam event yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan, rencananya beliau akan memotivasi 1.000 orang pendidik di kota terbesar ketiga Indonesia itu.

         Mengenai Hari Guru sendiri, beliau bertutur, "Walaupun saya tidak sekolah tinggi, patut saya bersyukur kepada para Guru yang membuat saya bisa baca-tulis dan sukses seperti hari ini. Salam hormat Luar Biasa! Selamat Hari Guru Nasional!"


Penulis : Tim AndrieWongso

Fabel Motivasi – Kisah Monyet dan Kuda



         Alkisah, di tepi sebuah hutan, ada sekawanan monyet melihat pasukan berkuda melintas di depan mereka. Menyaksikan kegagahan para prajurit berkendara di atas pelana kuda, seekor monyet pun menyombongkan diri bahwa menunggang kuda itu masalah mudah!



        Untuk membuktikan perkataannya, saat pasukan berkuda istirahat, si monyet mengendap-endap mendekati seekor kuda di sana. Hup! Dengan lincah, si monyet naik ke atas punggung kuda.
Kuda yang merasakan hentakan berat di atas punggungnya, terkejut. Ia juga merasa kesakitan karena tarikan erat pada surainya. Maka, ia pun segera meringkik, berlari kencang, sambil menggoyangkan liar badannya ke kiri dan ke kanan. Monyet yang tidak bisa mempertahankan keseimbangan badannya, terpelanting dan jatuh ke tanah dengan keras.

         Hewan-hewan lain di hutan, ramai menertawakan kebodohan si monyet. Monyet pun tertunduk malu sambil menahan rasa sakit yang menjalari tubuhnya. Ternyata menunggang kuda tidak semudah yang ia kira!
Katanya, "Kapok deh. Cukup sekali saja aku menunggang kuda! Ternyata tidak sehebat dan seenak yang aku bayangkan. Memang sudah menjadi nasibku, aku tidak akan menunggang kuda lagi seumur hidupku. Aku tidak mau mengulangi lagi kesalahan yang sama."

         Saat itu, monyet yang tertua di kelompoknya menjawab, "Jatuh memang menyakitkan, tetapi bukan berarti di kemudian hari kamu tidak akan jatuh lagi, entah dari pohon dan darimana pun. Yang perlu ketahui dan dipelajari adalah mengapa kamu jatuh? Jika kita mau belajar untuk tahu kenapa bisa jatuh, maka kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari."

Teman  - teman ,


        Manusia semasa kecil dan mulai belajar berjalan, tidak peduli berapa kali kita terjatuh, mungkin sakit dan menangis, tetapi secara alami pasti akan bangkit lagi. Melalui proses jatuh bangun, akhirnya manusia bisa berjalan dan berlari seperti sekarang.
Sayangnya justru setelah dewasa, manusia yang sudah jauh lebih pandai, saat mengalami jatuh/ gagal walaupun tanpa rasa sakit, begitu takut untuk bangkit kembali.

        Selagi masih muda kita perlu belajar mengenal lebih dekat sifat kegagalan. Bagi saya sendiri, kegagalan adalah vitamin kesuksesan, tidak ada orang besar di dunia ini yang bisa sukses tanpa mengalami kegagalan! Orang-orang sukses mampu mengetahui mengapa mereka gagal, sekaligus siap memperbaiki dan berani berjuang lagi demi mensukseskan apa yang menjadi cita-cita besar mereka.

        Mari, jangan takut gagal! Pelajari dan ketahui mengapa kita gagal. Dapatkan jawabannya dan tetapkan target cari cara yang paling efektif, siap menjadi pemenang sejati.

Komik/fabel motivasi bisa dinikmati secara rutin di majalah motivasi “LuarBiasa”
(mulai edisi November 2011).
Info lengkap & pemesanan
 majalah LuarBiasa,
hubungi (021) 33445555 atau www.majalahluarbiasa.com


























Penulis : Team Andriewongso.com

Beban Berat Menuju Puncak Sukses

         Suatu ketika, seorang pemuda berpetualang ke sebuah tempat untuk mendaki gunung dan menuju ke puncak. Pria ini kemudian berjalan menyusuri jalan setapak menuju lembah gunung untuk memulai pendakian...


         Di tengah perjalanan, ia melihat banyak sekali sampah berserakan di sepanjang jalan. Sampah-sampah itu mungkin berasal dari pengunjung yang membuangnya. Sampah tersebut membuat sepanjang jalan menjadi kotor dan tidak nyaman dipandang mata.

         Begitu pula dengan pemuda tersebut. Ia sungguh tidak tahan melihat sampah yang berserakan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Karena itulah ia memungut sampah itu dan menaruhnya ke dalam kantong plastik. Lalu ia memasukkannya ke dalam tas ransel yang dibawanya. Semakin jauh ia berjalan, semakin banyak pula sampah yang dipungutnya. Tas ranselnya semakin lama semakin berat. Sampai-sampai ia terpaksa menenteng sampah tersebut di tangannya karena tas ranselnya sudah tidak muat lagi.

         Tas ranselnya yang semakin berat membuat perjalanannya terhambat. Jalannya semakin melambat, bahkan terlihat kelelahan. Apalagi jalannya semakin menanjak ke atas, ia terlihat makin kesulitan dan terengah-engah.
Kemudian ia bertemu dengan seorang pendaki yang baru saja turun. Pendaki itu merasa aneh dan bertanya pada pemuda itu, "Boleh tahu apa yang sedang kamu bawa? Mengapa bawaanmu banyak sekali?"
Pemuda itu menjawab sambil mengatur napas, "Oh, ini sampah yang kupungut di jalan. Orang-orang sungguh tidak bertanggungjawab membuangnya sembarangan. Aku tidak tahan melihatnya, jadi kuambil saja dan akan kubuang setelah turun nanti."

         Pendaki itu tersenyum geli mendengar penjelasan pemuda tersebut. Ia berkata, "Aku kagum dengan tindakanmu. Tapi tahukah kamu sampah yang kamu bawa itu telah memberatkan perjalananmu ke atas sana?"
Pemuda itu sedikit tersadar. Pendaki itu melanjutkan, "Semakin berat bawaanmu, semakin sulit kamu mencapai puncak. Itu semua menguras tenaga dan staminamu. Itu terlihat dari napasmu yang terengah-enagh. Lagipula untuk apa membawa sampah-sampah seperti itu ke atas puncak. Bukankah lebih baik Anda baru memungutnya setelah turun nanti? Bawalah barang seperlunya saja. Semakin ringan diri Anda, semakin mudah mencapai puncak!"
Pesan kepada pembaca:


         Dalam perjuangan kita mencapai kesuksesan, seringkali muncul suara-suara yang tidak mengenakkan. Suara-suara itu muncul dalam bentuk ejekan, hinaan, cemoohan, kritikan negatif dan sebagainya. Sebagian orang menerima suara-suara negatif itu dan memasukkannya ke dalam hati. Mereka terus teringat dengan suara-suara negatif sepanjang hari tanpa pernah bisa melupakannya. Sebagian lainnya tidak peduli, cuek dan terus melangkah jauh. Mereka tidak memasukkannya dalam hati, bahkan mereka tidak mempermasalahkannya sedetik pun.
Jika kita terus membawa suara-suara negatif tersebut, langkah kita menuju kesuksesan akan terasa berat. Suara-suara negatif itu bagaikan racun yang bisa melumpuhkan kita sampai tidak bisa berjalan lagi (menyerah). Ini sama seperti pemuda dalam cerita di atas yang membawa sampah tidak berguna yang hanya memberatkan pendakiannya ke puncak gunung.

         Jika Anda ingin melangkah dengan ringan menuju kesuksesan, Anda harus bisa menutup telinga Anda dari suara-suara seperti itu dan terus melangkah maju. Suara-suara seperti itu adalah 'sampah' yang hanya mengganggu perjalanan Anda. Anda harus bisa membuang sampah seperti itu, yang hanya akan merepotkan Anda nantinya.
Sampah-sampah negatif seperti itu akan selalu berserakan di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita tidak akan bisa menghindarinya. Suara-suara yang positif dan negatif akan silih berganti muncul dalam hidup kita. Tapi keputusan untuk memilih ada di tangan kita. kita bisa memilih untuk membuang suara(sampah) negatif atau memilih untuk membawanya bersama kita.
Maka, bawalah yang berguna dan masukkan ke dalam 'tas ransel' Anda suara-suara yang positif. Sebelumnya, keluarkan semua suara-suara negatif dan buanglah. Dengan begitu, langkah Anda akan lebih ringan dalam mencapai puncak kesuksesan.

From: SUHARDI (penulis buku motivasi "PATTERNS OF SUCCESS")
http://www.facebook.com/suhardi.inspirator.motivator

Success For Teenagers

         Apakah sukses itu? Bagaimanakah orang sukses itu? Andrie Wongso, Motivator No. 1 Indonesia mengatakan "Sukses adalah Hak Saya" (Success is My Right). Teman saya di sekolah mengatakan bahwa sukses itu adalah kaya raya, ada juga yang mengatakan bahwa sukses adalah berhasil mencapai sesuatu (goal). Ayah saya mengatakan bahwa sukses bukanlah soal uang, tapi sukses soal kebahagiaan. Jadi definisi siapa dan yang mana yang paling benar? Semuanya benar, semuanya tepat karena jawaban dari sukses ada di dalam diri kita masing-masing.

Sukses itu RELATIF, tergantung diri kita dan tergantung apa tujuan akhir kita.         Seorang jagoan basket berhasil memenangi sebuah kejuaraan antar sekolah se-Jakarta. Berarti dia telah disebut sukses. Karena terlah berhasil mencapai tujuannya yaitu memenangi kejuaraan antar sekolah se-Jakarta.
Seorang pintar berhasil menjadi juara umum di sekolahnya dengan nilai terbaik. Berarti dia juga telah sukses. Seorang penulis buku berhasil menjual bukunya dan menjadi Best Seller. Itu namanya dia juga sudah sukses.
Dari contoh cerita di atas, mengatakan bahwa setiap orang memiliki arti dan jalan Sukses yang berbeda-beda.Karena dalam mencapai kesuksesan itu setiap orang memiliki Mimpi / Tujuan, Goal, dan Langkah yang berbeda. Biasanya kalau udah denger kata "sukses", biasanya kita langsung berPikir tentang uang. Ternyata bukan, karena Sukses bukan hanya soal uang.

         Tapi yang pasti orang sukes selalu punya cara untuk mencapai tujuannya, orang sukses selalu bangkit saat ia gagal, dan orang sukses itu selalu rendah hati saat orang lain meninggikannya. Sedangkan orang gagal selalu kebanyakan alasan, orang gagal selalu berkomentar saat ia jatuh. Itulah yang menjadi perbedaan intinya.
Jadi kesimpulannya, SUKSES ITU RELATIF, TIDAK BISA DIUKUR DARI UANG, TAPI DARI KEBAHAGIAAN YANG DIDAPATKAN.
Success for Teenagers
         Setelah mengetahui bahwa sukses bukan soal uang, dan berarti sukses bukan hanya milik orang dewasa yang sudah bekerja memakai dasi. Bahkan anak umur 4 tahun saja bisa sukses. Contohnya anak umur 4 tahun memenangkan lomba lari bendera saat Peringatan 17-an. Jadi sukses itu relatif dan berarti setiap orang memiliki cara sendiri untuk jadi sukses. Seperti apa cara dan ciri-cirinya?

1.Punya Mimpi
         Apabila orang yang mau berhasil tidak punya mimpi, berarti sama saja tidak bisa menjadi sukses. Karena orang sukses selalu punya mimpi. Orang sukses selalu tahu cara untuk menggapai mimpinya. Bila kita tahu mimpi kita, maka kita dapat menentukan gerak dan arah langkah kaki kita.

2.Langkah yang Mantap
         Kalau kita punya mimpi, tapi enggak ada usaha dan langkah yang mantap (action) yang kita lakukan, apakah akan tercapai mimpi kita yang indah itu? Kesimpulannya, punya mimpi tapi enggak pernah berusaha sama aja dengan bermimpi di siang bolong.

3.Jatuh? Bangkit dong!
         Jangan menyerah apabila apa yang kita lakukan itu gagal. Sebenarnya di nomor 3 ini bisa dibilang sudah sangat umum. Karena dimana-mana teori ini selalu ada dalam cara menjadi orang sukses, tapi prakteknya itu yang sangat amat susah untuk dijalani. Tips yang paling mudah adalah berdoalah kepada Tuhan meminta agar diri kita dikuatkan.

4.Jadilah Telur Emas
         Apabila kita melihat sebuah lukisan yang berisi 10 ribu telur, lalu di tengah-tengah ada satu telur besar, lonjong dan berwarna emas yang terlihat sangat bersinar-sinar. Dengan otomatis kita akan melihat ke telur emas tersebut. Telur Emas itu telah menjadi magnet paling menarik dibandingkan ribuan telur lainnya.
Orang sukses selalu memiliki ciri khas yang menonjol, yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Jadilah Telur Emas

5.Low Profile
        Apabila kita sudah sukses, sudah menjadi Telur Emas. Tapi kita menjadi sombong dan congkak, itu akan menurunkan harga dan kualitas yang kita miliki menjadi "barang" kedaluwarsa. Dan itu membuat Telur Emas kita menjadi putih kembali lalu menjadi busuk.
Jadi jagalah kesuksesan yang kita miliki dengan sikap rendah hati. Apa sih yang paling penting dalam hidup ini? Menurut survei adalah ATTITTUDE (sikap). Jadi jagalah Sikap kita!

        Semoga saja apa yang telah saya bagikan dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Saya yakin kita semua mau menjadi Sukses dengan Goal kita masing-masing.Kelima cara di atas barulah sebagian kecil dari cara menjadi sukses yang ada. Dan yang terpenting adalah PRAKTIK yang harus kita jalani dengan ketulusan hati.

Salam Sukses! LUAR BIASA!

Penulis : Yasa Paramita Singgih

Kedamaian Hati

        Alkisah, di sebuah kerajaan, sang Raja mengadakan sebuah sayembara. Dengan hadiah berupa emas yang sangat berharga kepada rakyat yang bisa melukis tentang "kedamaian". Saat diumumkan, banyak seniman dan pelukis mencoba mengikuti sayembara dan berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut.

        Waktu yang dijanjikan pun tiba. Baginda Raja datang ke tempat para seniman melukis dan berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Di antara sekian banyak lukisan, hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukai baginda Raja, yang dianggap mampu mewakili tema tentang kedamaian. Dan sang Raja harus memilih satu di antara keduanya.

         Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian, gunung-gunung menghijau yang menjulang mengitari danau, di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arakan. Sungguh lukisan pemandangan alam yang sangat indah. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan tentang kedamaian jiwa bagi yang melihatnya.

          Sedangkan lukisan kedua menggambarkan pemandangan pegunungan juga. Namun tampak kasar, gundul, dan gersang. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai yang telah mereda. Di sisi gunung, ada air terjun deras yang berbuih-buih. Sekilas, lukisan itu sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak menghijau di atas sela-sela bebatuan. Dan di antara semak-semak itu, tampak seekor induk burung pipit berada di atas sarangnya, sedang mengerami telurnya dan terlihat sebuah kehidupan baru berupa anak burung pipit yang menetas dari pecahan telur. Benar-benar indah dan damai.

           Lukisan manakah yang memenangkan lomba? Sang Raja memilih lukisan nomor dua sebagai pemenangnya. Banyak orang pun bertanya: mengapa lukisan itu yang dimenangkan oleh baginda Raja?

           Baginda Raja menjawab dengan lantang, "Lihatlah burung pipit di dalam lukisan ini, mampu menggambarkan sebuah kedamaian,tanggung jawab, dan kehidupan baru. Lihat gambaran situasi alam yang buruk dan tidak mendukung, tetapi ibu pipit memenuhi segenap tanggung jawabnya, tetap mengerami telurnya hingga menetas.
Rakyatku.., kedamaian itu bukan berarti kita harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan, atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah suasana hati dan pikiran yang tenang dan damai. Meski kita berada di tengah-tengah keributan luar biasa namun tidak dipengaruhi keadaan luar. Kedamaian hati adalah kemampuan menjaga keseimbangan dan kebijaksanaan di segala situasi dan tetap mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik."

          Semua yang mendengar perkataan raja pun dengan diam mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.


Pembaca yang luar biasa,
          Mampu tetap merasa damai di tengah "kekacauan" atau situasi yang riuh rendah memang tidak mudah. Biasanya kita cenderung larut di dalamnya, bahkan mungkin menjadi semakin kacau dan berantakan.

           Jika hati dan pikiran kita tidak mampu tenang, kita pun akan mudah terhasut, termakan isu-isu negatif dan hidup menjadi terombang-ambing. Karenanya, kesempatan kita untuk merasakan kedamaian dan bahagia pun menjadi hilang. Mari kita jaga hati dan pikiran sendiri agar selalu tenang dan damai sehingga kebahagiaan akan menjadi milik kita selamanya.

Salam sukses luarbiasa!!

penulis : Andrie Wongso

Jumat, 18 November 2011

Membuat Program Balok Menggunakan C++


            Mungkin saya bukanlah pandai dalam pembuatan program dan juga bukan sok  pamer,Tapi saya ingin berbagi untuk teman teman walau ini salah satu penambahan nilai biar bisa memposting untuk MataKuliah pendidikan internet tapi ku merasa senang karna selesai, Asal tau saja  ya Akhi,program ini membuat saya bingung untuk beberapa hari he he he....

           Tapi ya Alhamdulillah berkat kakak tingkat  dan teman teman yang sudah membantu akhirnya program mengukur luas balok ini selesai juga trimah kasih untuk kak sukardi

            Tapi ingat untuk teman teman yang ingin mengcopy harus punya etika yaa,Jangan lupa sertakan dari mana ...
Ok...

Syukronn


#include<iostream.h>
#include<conio.h>


main()
{
char joko;
int a, b;

mulai :
clrscr();

 cout<<"|--------------------------------------------------------|"<<endl;
 cout<<"|                    Selamat_Datang_Di_Program           |"<<endl;
 cout<<"|                      Joko Is The Best                  |"<<endl;
 cout<<"|--------------------------------------------------------|"<<endl;
 cout<<"|--------------------------------------------------------|\n"<<endl;

cout<<"Mencari Luas Balok for Joko Is The Best \n";
cout<<"pangjang =";
cin>> a;
cout<<"tinggi =";
cin>> b;
cout<<"Luas Balok ="<<2*a+2*b;
return 0;
}

Rabu, 16 November 2011

Apa Beda Sikap Tertutup dan Pikiran Tertutup?

Apa Beda Sikap Tertutup dan Pikiran Tertutup?
Saya menemukan sebuah pertanyaan,

“apakah beda antara sifat tertutup dengan pikiran tertutup ?”

Sikap tertutup dan pikiran tertutup tentu berbeda.

Sikap tertutup lebih menuju pada seseorang yang introvert, yaitu seseorang yang merasa lebih nyaman jika sendirian. Orang introvert ini biasanya akan “terkuras” energinya jika berada di antara kerumunan orang banyak. Mereka juga lebih banyak memikirkan apa yang akan mereka bicarakan.

Namun, ini tidak berarti bahwa orang introvert adalah orang yang pemalu. Bedanya, orang introvert tidak merasa nyaman dengan kerumunan orang banyak, sementara pemalu tidak menyukai kerumunan orang karena rasa takut.

Pada umumnya, orang menganggap bahwa introvert yang tertutup tidak bisa menjadi pemimpin atau entrepreneur / pengusaha. Kenyataanya, ada banyak sekali pemimpin dan entrepreneur yang memiliki kepribadian yang cenderung introvert (setiap orang punya dua sifat introvert dan extravert), baik mereka sadar atau tidak.

Misalnya, Anda bisa melihat dalam tulisan “Introvert juga bisa membuat perbedaan” di mana saya mengungkapkan bahwa Barack Obama adalah seorang introvert. Selain Obama, tokoh introvert terkemuka lain adalah Bill Gates, Steven Spielberg, dan Warren Buffet (Anda pasti kenal semuanya, kan?)

Di sisi lain, seseorang yang pikirannya tertutup bisa dibilang adalah seseorang yang tak mau menerima ide baru. Anda boleh saja menjadi orang tertutup, tapi tidak untuk pikiran tertutup. Satu ungkapan mengatakan:

“A closed mind is a good thing to lose.”


Pikiran tertutup adalah sesuatu yang bagus jika Anda buang jauh-jauh.

Seseorang dengan pikiran tertutup jika sedang mendengarkan sebuah ide disampaikan, tak mau menerima. Sementara, di salah satu newsletter saya mengatakan bahwa orang dengan pikiran terbuka akan menerima suatu ide baru, lalu mempertimbangkan apakah ide tersebut bisa ia terima atau tidak.

Jadi, sebenarnya di sini intinya adalah keseimbangan atau kemampuan untuk menyesuaikan. Orang dengan sikap tertutup tentunya perlu bertindak terbuka, tidak sepenuhnya tertutup. Sementara, orang dengan pikiran terbuka juga sebenarnya perlu teguh akan pendiriannya, alias percaya dan yakin akan apa yang ia ketahui, dan tidak goyah akan opini-opini dari luar.

5 Langkah Efektif untuk Mengalahkan Rasa Takut Anda


5 Langkah Efektif untuk Mengalahkan Rasa Takut AndaPada teorinya, mengalahkan rasa takut nampaknya sederhana dan mudah. Namun, pada penerapannya sebetulnya tidak mudah, terutama bagi orang yang memang benar-benar merasakan ketakutan tersebut.

Jika Anda merasakan rasa takut, Anda bisa saja mengatasinya sendiri atau Anda perlu bantuan orang lain. Semua itu tergantung dari seberapa besar rasa takut Anda. Tapi betapa kecilnya rasa takut Anda, lebih baik Anda melakukan sesuatu.

Ketika Anda berhasil mengatasi rasa takut Anda, maka Anda akan menjumpai lebih banyak peluang baik dalam karir maupun perkembangan diri Anda.

Langkah Pertama:

Mengambil langkah kecil dan pasti

Rasa takut adalah sesuatu yang menghentikan Anda untuk bertindak. Karena itulah, ambil langkah kecil dan perlahan. Dengan begini, Anda akan mendapatkan rasa percaya diri untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya yang lebih besar.

Misalnya saja perbandingan yang mudah dengan angka. Kalau Anda takut untuk berinvestasi sebesar 100 juta rupiah, Anda bisa memulai dengan 5 juta rupiah. Setelah Anda tahu bagaimana rasanya berinvestasi, maka Anda akan mendapatkan rasa percaya diri dan berani untuk menginvestasikan jumlah yang lebih besar.

Agar Anda bisa meningkatkan keberanian untuk mengambil langkah kecil tadi, Anda perlu mengakui bahwa rasa takut itu perlu. Lama kelamaan, rasa percaya diri dan keberanian Anda akan menjadi semakin besar.

Langkah Kedua:

Temukanlah Motivasi Anda

Mengatasi rasa takut sering kali membutuhkan proses dan waktu yang panjang. Ketika ini terjadi, orang sering kali merasa ingin menyerah. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memotivasi diri Anda.

Caranya, Anda bisa menuliskan keuntungan apa saja yang akan Anda dapatkan jika Anda melakukan suatu perubahan yang tadinya Anda takuti. Dengan melihat semua hal-hal yang indah ini dalam kepala Anda, maka Anda akan bisa termotivasi untuk mengalahkan rasa takut.

Langkah Ketiga:

Mengganti Sudut Pandang Anda

Ketika orang mengalami kegagalan atau penolakan, ini sering kali merambat pada pikiran negatif yang bisa menghancurkan diri sendiri. Padahal, semua orang pasti mengalami kegagalan dalam hidupnya.Ini adalah sebuah kenyataan yang harus Anda sadari.

Karena itulah, And perlu mengganti sudut pandang Anda terhadap kegagalan. Jangan biarkan kegagalan menciutkan nyali Anda. Melainkan, buatlah kegagalan tersebut sebagai suatu pelajaran .

Langkah Keempat:

Menghadapi Kenyataan

Rasa takut berhubungan dengan pengalaman buruk di nmasa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Karena itu, cara untuk mengatasi rasa takut Anda adalah dengan fokus pada kenyataan yang terjadi hari ini. Ini juga sudah saya tulis dalam e-book Berpikir Benar, Berpikir Positif.

Langkah Kelima:

Membuat Goal / Tetapkan Tujuan Anda

Dengan menetapkan tujuan dalam hidup Anda, misalnya berapa penghasilan yang ingin Anda dapat, ingin bepergian ke mana saja, dll, akan membuat Anda memiliki fokus yang jelas. Anda akan bisa membuat rencana tentang apa saja yang akan Anda lakukan nantinya, sehingga Anda lebih percaya diri.



Gambar: www.freeuni.edu.ge/shortprograms/blog/

Melatih Pikiran Bawah Sadar



Di salah satu posting blog dari Joe Vitale (salah satu narasumber di The Secret), ia mengatakan bahwa jika kita memiliki suatu goal untuk melakukan sesuatu, tapi ternyata kemudian kita melanggarnya sendiri, tebak apa yang terjadi.

Apa yang terjadi sebenarnya adalah kita melatih pikiran bawah sadar untuk tidak mempercayai diri kita sendiri. Saya sangat setuju dengan ungkapan tersebut.

Seperti yang Anda tahu, apa yang sangat berpengaruh sebenarnya bukan pikiran sadar, melainkan pikiran bawah sadar.

Kalau kita mengatakan hal kecil saja seperti “saya akan membersihkan kaca rumah besok pagi”, dan kita benar-benar melakukannya, maka kita sebenarnya melatih pikiran bawah sadar untuk mempercayai diri kita sendiri. Akibatnya, jika kita memiliki goal atau sasaran yang lebih besar di hari kemudian, maka pikiran bawah sadar kita akan lebih mudah untuk percaya karena kita sudah melatihnya dari hal-hal kecil.

Satu kasus lain yang menurut saya hampir sama adalah ketika kita menyalahkan orang lain tentang kegagalan atau ketidakberhasilan diri kita sendiri. Baik menyalahkan pemerintah, atau siapapun, atas kegagalan yang diri kita alami atau kondisi yang begitu-begitu saja / tidak ada kemajuan, menurut saya ini sama saja dengan melatih pikiran bawah sadar kita sendiri untuk selalu menghindar dari tanggung jawab.


“If you blame others for your failures, do you credit them with your success?” - Anonymous

Entah siapa yang mengajukan, tapi pertanyaan bijak di atas sepertinya sangat cocok.

Contohnya, orang sering menyalahkan pemerintah atas kegagalan diri mereka sendiri atau kondisi yang tak kunjung berubah. Tapi jika mereka mendapatkan keberhasilan atau kesuksesan, apakah mereka mengatakan bahwa ini berkat pemerintah?


Kemungkinan tidak.